Friday, October 14, 2011

untuk ibuku.. dan adikku...

kamu masih kecil waktu itu
ibumu begitu mencintaimu
kamu lucu dan menggemaskan
kulitmu lembut, bau tubuhmu sangat khas bayi dan tanganmu masih kecil sekali
tak pernah bosan ibumu memandangmu
membelai tangan dan telapak kakimu yang lucu itu
entah berapa ratus kali dia terjaga saat tidur lelap
untuk mengganti popokmu yang basah, menyusuimu, atau menenangkanmu saat kamu sangat rewel

waktu berlalu...
kamu semakin besar dan banyak tingkah
tak jarang ibumu di omeli tetangga jika kamu berbuat onar
membuat anak tetangga menangis, memetiki semua bunga tetangga, mencoret dinding mereka
dan banyak lagi ulahmu
ibumu masih menyayangimu seperti sedia kala
memanjakanmu... berharap kau membalasnya dengan sayang
meski kadang dia marah dan mengomel
meski kadang dia harus sangat terpaksa mencubit dan memukulmu
membentakmu
tapi pernahkah kau berpikir bahwa hal itu menyiksa hatinya?
betapa dia harus menangis ketika melihatmu tidur
dia selalu ingat bayinya yang dulu lucu itu

waktu selalu berlalu
engkau menjadi remaja
ibumu memikirkan masalahmu
sekolahmu, tingkahmu yang makin tak tertebak, dan semuanya
betapa sering dia merenungi bayanganmu yang sedang berangkat ke sekolah tinggi
betapa besarnya kamu kini, bahkan lebih tinggi dari ayahmu
dia tersenyum mengiringi berangkatmu ke sekolah
banyaknya biaya yang dibutuhkan untuk menyempurnakan derajatmu sebagai manusia yang berilmu
betapa tinggi harapannya kala itu
tidakkah kau pikir itu?
kebutuhannya tak lebih penting dari pada kebutuhanmu
tak jarang ia khawatir kamu telah membohonginya
ia takut kamu melakukan hal buruk
merokok, minum alkohol, berkelahi, pacaran...
sungguh dia rindu bayi yang lucu dulu
dia sayang sekali padamu

bahagialah jika kamu anak yang baik...
yang tahu cara membalas kasih sayang dan cinta orangtuanya
cinta ibunya...

coba renungkan..
betapa sering kamu membantah perintah ibumu?
padahal dia hanya menyuruhmu mandi?
betapa sering kamu membentak ibumu?
padahal hanya karena kamu tidak diberi uang jajan? itupun karena ibumu sedang tak punya uang...
aduh, sakitnya hati ibu ketika itu
padahal kamu tidak tahu kapan ibumu mati
bayangkan jika kamu belum sempat membuatnya bangga
belum mampu membuatnya tersenyum
belum bisa membelikannya hal kesukaannya
aduh, betapa menyedihkannya hidupmu

ibumu kan hanya satu
ibumu kan hanya sekali saja dia hidup
kapan kamu bisa membahagiakannya?
aku yakin dia tak minta banyak hal dari kamu
seandainya pun iya, wajarlah... kehadiramu dulu pernah hampir membuat nyawanya hilang
paling tidak, 10 tahun pertama keberadaanmu (bahkan lebih!!) didunia begitu mengganggu waktu, tenaga dan pikirannya
masihkah tega menyakiti hati ibumu terus?

No comments: